Rabu, 11 November 2015

Teknik Komunikasi Ilmiah (1)

Salah satu hal yang paling mendasar dalam pendidikan adalah karya tulis. Sebuah karya tulis akan bernilai tinggi apabila memiliki format penulisan yang baik dan benar. Bahkan, perguruan tinggi menerapkan mata kuliah yang mengajarkan format penulisan laporan yang baik dan benar. Di Institut Teknologi Kalimantan mata kuliah tersebut adalah Teknik Komunikasi Ilmiah.
Berikut ini adalah salah satu contoh karya tulis ilmiah dan slide untuk mempresentasikannya.



http://Syarifah_Nihlah_Yahya_01141005.html
http://Syarifah_Nihlah_Yahya_01141005(PPT).html

Jumat, 28 Juni 2013

Terjebak Safety Belt

Terjebak Safety Belt
Oleh: Syarifah Nihlah Yahya

     Pukul 06.00 jam weker di meja Refa bernyanyi riang. Gerimis menyambut datangnya pagi hari ini. Refa membuka matanya perlahan. Udara dingin semakin membuatnya betah berlama-lama di kasurnya. Untuk sejenak Refa tersentak. Ia baru ingat bahwa hari ini ia akan pergi ke Makassar untuk melepas rindu kepada kedua orangtuanya. Hal ini karena Refa tinggal berjauhan dengan mereka.


         Semua bermula ketika Refa lulus dari Sekolah Dasar ingin merasakan kehidupan yang lebih mandiri. Tak terasa, dua tahun sudah Refa tinggal bersama tantenya di Balikpapan. Ia tidak dapat merasakan hangatnya pelukan kedua orangtuanya yang jauh di Makassar. Ketika mengetahui tantenya memberi hadiah tiket untuk pulang, ia girang bukan kepalang.

Jumat, 14 Juni 2013

Mental Kerupuk

Mental Kerupuk
Oleh: Syarifah Nihlah Yahya

Setelah makan malam, Syafa duduk bersama keluarganya di ruang keluarga. Hari ini begitu spesial. Sebab, tante Wati datang dari Balikpapan untuk berlibur. Kebersamaan itu diwarnai dengan perbincangan mengenai Syafa yang tengah menanti pengumuman kelulusan SD agar dapat melanjutkan ke jenjang SMP.

“Syafa mau nggak ngelanjutin sekolah di Balikpapan? Temanin tante aja di Balikapan. Nenek kan mau berobat, jadi tante bakalan sendirian disana. Mau nggak? Jadi bisa belajar buat mandiri juga! Gimana?” ajak tante Wati.

Syafa terdiam. Ia memang sedikit tertarik mendengar tawaran tante Wati. Sudah lama ia ingin melatih dirinya untuk tidak selalu bergantung pada kedua orangtuanya. Namun, ia menyayangi teman-teman dan semua sahabatnya. Ia merasa berat meninggalkan semuanya. Ia takut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.

“Gimana? Mau nggak?” ujar tante Wati menunggu jawaban Syafa.
“Syafa pikirin dulu ya, tan. Soalnya Syafa udah punya banyak teman disini. Sayang aja kalo harus pergi ninggalin.” jawab Syafa ragu akan pilihannya.
“Tante tau. Kamu bebas milih kok! Tante tunggu jawaban kamu, ya!” jawab tante Wati.
“Iya, tante. Tapi kalo menurut ayah sama ibu gimana? Apa memang sebaiknya Syafa ikut tante Wati? Syafa kurang mandiri ya?” tanya Syafa pada kedua orangtuanya.